Oleh: Dr. Imanuel Gurik, SE, M.Ec.Dev
Bulan Desember selalu hadir dengan rasa yang berbeda. Ada semacam kehangatan yang tidak dapat dijelaskan oleh kata-kata, meski angin mungkin bertiup lebih dingin dan hari-hari terasa lebih cepat berlalu. Desember membawa kita pada satu perenungan mendalam bahwa waktu terus berjalan, namun Tuhan selalu menyediakan ruang bagi kita untuk memulai lagi, untuk memperbaiki, dan untuk mencintai lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya.
Natal tiba bukan sekadar tradisi tahunan. Natal adalah pesan tentang pengharapan dan perdamaian. Ketika kita melihat lampu-lampu kecil yang menghiasi sudut-sudut kota, kita diingatkan bahwa terang selalu muncul meski dunia diliputi kegelapan. Kelahiran Sang Juru Selamat di kandang sederhana menunjukkan bahwa kemuliaan tidak selalu datang dari tempat megah, tapi dari hati yang siap menerima kasih dan membawa damai kepada sesama.
Desember mengajak kita kembali kepada nilai-nilai yang sering terlupakan dalam kesibukan dan ambisi. Kita kembali belajar bahwa perhatian sederhana mampu menyembuhkan luka terdalam. Senyum kecil dapat menguatkan hati yang hampir menyerah. Selembar maaf dapat membuka kembali hubungan yang sempat terputus karena ego dan salah paham.
Ketika Natal datang, kita diingatkan bahwa setiap manusia berharga. Tidak peduli latar belakang, suku, status sosial, atau apa pun yang menjadi pembeda. Kita dirangkul oleh satu kasih yang melampaui batas—kasih yang membebaskan dan mempersatukan. Di Papua, di Jawa, di seluruh nusantara bahkan sampai ke ujung bumi, kabar baik ini serupa angin yang meniup lembut hati, membisikkan bahwa kita semua keluarga dalam rencana Tuhan yang besar.
Bulan Desember juga mengajak kita menutup tahun dengan rasa syukur. Kita mungkin menghadapi banyak tantangan sepanjang tahun ini. Ada air mata yang jatuh, ada perjuangan yang melelahkan, ada rencana yang tidak berjalan sesuai harapan. Namun, kita masih berdiri hingga hari ini. Itu berarti Tuhan belum selesai bekerja dalam hidup kita. Masih ada masa depan yang menanti dengan harapan dan peluang baru.
Mari jadikan Natal bukan hanya perayaan penuh dekorasi dan keramaian, tetapi juga perayaan pertobatan dan pembaruan hidup. Mari kita buka hati untuk menyambut damai sejati yang turun ke dunia melalui Bayi Kudus di Betlehem. Mari kita saling menguatkan, saling membantu, dan saling memberkati. Karena pada akhirnya, makna terbesar dari Natal bukanlah tentang apa yang kita terima, melainkan apa yang kita berikan dengan tulus kepada sesama.
Saat malam Natal tiba, dengarkanlah kidung yang mengalun lembut di udara. Rasakan kedamaian yang mengalir ke dalam jiwa. Ingatlah bahwa di balik kerlip lampu dan kado-kado yang terbungkus rapi, ada kasih Tuhan yang nyata, yang hadir untuk setiap hati yang mencarinya. Desember sedang menuntun kita menuju hari kelahiran Sang Raja Damai Yesus Kristus yang membawa kabar sukacita bagi seluruh manusia.
Selamat menyambut Bulan Desember. Selamat menyambut Natal. Kiranya damai Natal tinggal di hati kita, menerangi langkah kita, dan menguatkan tekad kita untuk hidup dalam kasih dan membawa harapan bagi dunia. Tuhan memberkati.











