Karubaga, Tolikara – Pemerintah Kabupaten Tolikara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tolikara menggelar kegiatan sosialisasi Keluarga Berencana (KB) dan pencegahan HIV-AIDS di Gereja Gurikme, pada November 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga yang sehat serta upaya pencegahan penularan HIV-AIDS di lingkungan masyarakat Tolikara.
Dengan mengusung tema “Pelaksanaan Pengelolaan Program Bencana di Kampung KB Berkualitas”, acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, aktivis kesehatan, dan warga setempat.

Acara dibuka dengan pemaparan materi oleh Dr. Anastasia Della R., pakar kesehatan keluarga, yang menegaskan pentingnya program KB sebagai langkah strategis menuju keluarga sehat dan sejahtera. “Keluarga Berencana membantu kita merencanakan masa depan anak-anak dan keluarga agar dapat berkembang dengan lebih baik,” ujar Dr. Anastasia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tolikara, Decefera Pagawak, S.Sos., dalam sambutannya menekankan bahwa program KB sangat penting dalam mewujudkan keluarga berkualitas. Dengan memanfaatkan program KB, kita bisa memberi pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak dan memastikan masa depan yang cerah. Kita punya tanah dan sumber daya yang melimpah mari kita jaga itu untuk generasi mendatang. ungkapnya.
Decefera juga menambahkan bahwa keluarga perlu memahami pentingnya mengatur jarak kelahiran demi terwujudnya ibu dan anak yang sehat. Melalui perencanaan keluarga yang baik, ibu dapat memberikan ASI eksklusif hingga dua tahun, sehingga tumbuh kembang anak lebih optimal. ujarnya.

Selain sosialisasi KB, kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan tentang HIV-AIDS yang disampaikan oleh Webi Yikwa, aktivis kesehatan masyarakat. Dalam materinya berjudul “Kugi HIV-AIDS Wone Yio” atau “Informasi Dasar HIV-AIDS”, Webi mengungkapkan bahwa angka kematian akibat HIV-AIDS di Tolikara masih cukup tinggi. “Banyak kasus kematian akibat HIV-AIDS yang ditangani secara tertutup, bahkan pemakamannya sering dilakukan diam-diam pada pagi hari,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini bagi generasi muda mengenai cara-cara pencegahan HIV-AIDS. Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Kami berharap anak muda di Tolikara memahami pentingnya melindungi diri dan mengetahui cara menghindari penularan penyakit ini. tambah Webi.
Sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak peserta yang antusias bertanya dan berbagi pengalaman seputar penerapan program KB serta upaya pencegahan HIV-AIDS dalam keluarga mereka.
Menutup kegiatan, Decefera Pagawak menyampaikan harapan agar masyarakat Tolikara dapat terus menjaga kesehatan keluarga dan menjauhkan diri dari penyakit berbahaya.
“Mari kita bersama-sama merencanakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Dengan keluarga yang kuat, kita bisa menciptakan generasi Tolikara yang cerdas dan tangguh. Waa waa waaa, Tuhan Yesus memberkati kita semua,” pungkasnya. (Diskomdigi Tolikara)











