Karubaga, WP– Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tolikara terus mendorong transformasi sistem penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan lokal. Hal ini ditandai dengan penyelenggaraan kegiatan Literasi Pangan bertema “Ketenagaan Penyuluh” di Distrik Timori, Jumat (29/8/2025).
Kegiatan yang melibatkan lebih dari seribu peserta ini fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian, khususnya penyuluh di wilayah pembangunan II. Acara dihadiri Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Tolikara, Timotius Kogoya, bersama para kepala bidang di lingkungan dinas terkait.

Dalam sambutannya, Timotius Kogoya menegaskan bahwa penguatan peran penyuluh merupakan program strategis yang selaras dengan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Tolikara. “Penyuluh kini tidak hanya sebagai fasilitator, tapi juga formulator solusi, inovator teknologi, dan konsultan agribisnis,” ujarnya.
Untuk mendukung program tersebut, sejumlah inovasi diluncurkan, seperti BCL (Bincang Cerdas Literasi), LOVE (Live of Agriculture Virtual Literacy), PUBER (Pustaka Bergerak), RELASI (Repository dan Layanan Ilmiah), hingga SAPU TERAS (Single Account, Penerbitan, dan Penyebarluasan Terbitan dan Akses). Inovasi ini diharapkan mampu mempercepat modernisasi penyuluhan pertanian di Tolikara.
Kabid Penyuluhan dalam arahannya menambahkan, proses pengalihan kewenangan penyuluh dari pemerintah daerah ke distrik masih terus berjalan. “Penyuluh harus lebih modern, inovatif, dan siap menghadapi tantangan baru,” katanya.
Tolikara sendiri memiliki potensi besar di sektor kopi, buah-buahan, dan hortikultura, khususnya di Distrik Bokondini, Wunin Kembu, dan Timori. Dinas Pertanian juga aktif melakukan pendataan langsung di lapangan, mencakup perikanan, perkebunan, peternakan, serta kelompok tani.

Langkah strategis ini diperkuat melalui Instruksi Bupati Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian, yang menjadi tonggak integrasi dan sinergi pemerintah daerah dengan masyarakat lokal.
Masyarakat Timori menyambut positif kehadiran Plt Kadis Pertanian yang turun langsung melihat kondisi di lapangan. “Kami bangga karena beliau tidak hanya datang, tetapi juga tinggal bersama masyarakat selama dua malam untuk memahami kebutuhan petani,” ungkap Simon Weya, penyuluh Distrik Timori.
Warga berharap program penyuluhan ini tidak hanya berhenti pada sosialisasi, tetapi benar-benar diwujudkan dalam bentuk dukungan nyata, mulai dari bibit unggul hingga alat pertanian. Dengan begitu, transformasi penyuluhan dapat menjadi motor penggerak tercapainya swasembada pangan di Tolikara. (Diskominfo Tolikara)













