Opini Oleh: Dr. Imanuel Gurik,SE,M.Div
Asisten II Setda Tolikara / Pemerhati Pembangunan Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif
Kabupaten Tolikara, sebuah daerah di jantung Papua Pegunungan, menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Di balik bentangan alam yang indah dan ekosistem yang masih alami, tersembunyi potensi besar yang belum sepenuhnya digarap secara maksimal. Khususnya di Distrik Douw, Wari/Taiyevr, dan Egiam, terhampar sekitar 200.000 hektare lembah subur yang menjanjikan masa depan cerah bagi pembangunan berbasis sumber daya lokal.
Kawasan ini tak hanya dianugerahi pemandangan alam memesona, tetapi juga kaya hasil pertanian seperti padi dan berbagai jenis buah-buahan tropis. Komoditas lokal unggulan seperti sagu, kelapa, ikan air tawar, hingga potensi tambang emas turut melengkapi kekayaan alam wilayah ini. Menariknya, kawasan ini juga menjadi habitat alami buaya dan aneka ragam hayati lainnya, yang membuka peluang besar untuk pengembangan ekowisata dan konservasi.
Selama ini, potensi tersebut menjadi tumpuan hidup masyarakat Orang Asli Papua yang secara turun-temurun mendiami wilayah itu. Namun, tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur dasar membuat banyak potensi tersebut belum menyentuh kesejahteraan masyarakat secara nyata.
Kini, harapan mulai tumbuh seiring hadirnya sinergi nyata antara Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan Pemerintah Kabupaten Tolikara. Kolaborasi ini diwujudkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur strategis yang menyasar daerah-daerah terpencil. Pembangunan jalan darat untuk membuka keterisolasian antar distrik, pembangunan dermaga di Sungai Mamberamo sebagai jalur logistik berbasis transportasi air, serta penguatan konektivitas udara menjadi prioritas utama demi mempercepat pergerakan orang dan barang.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, sinergi ini adalah pijakan untuk mewujudkan Papua yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan aksesibilitas yang lebih baik, masyarakat akan lebih mudah menjual hasil bumi, menjangkau layanan pendidikan dan kesehatan, serta mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
Namun, pembangunan tidak boleh melupakan akar nilai-nilai masyarakat adat. Partisipasi aktif masyarakat harus menjadi prinsip utama dalam setiap langkah pembangunan. Masyarakat bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga harus menjadi pelaku utama pembangunan yang memahami, merencanakan, dan mengawal arah perubahan di tanahnya sendiri.
Kabupaten Tolikara adalah cerminan potensi besar yang dimiliki Tanah Papua. Jika dikelola dengan bijak, melalui tata kelola yang transparan dan partisipatif, serta penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat, Tolikara bisa menjadi model pembangunan lokal yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi seluruh kawasan Papua Pegunungan.
Sudah saatnya dunia melihat Papua tidak hanya dari ketinggian pegunungannya, tapi dari kedalaman potensinya. (DT)*








