Presiden GIDI: Penginjilan dan Kebangunan Rohani di Tolikara Harus Terus Menyala

Fokus, GIDINews, Lapago, Religi289 Dilihat

Karubaga,Tolikara – Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt. Usman Kobak, S.Th., melakukan pelayanan khusus ke Wilayah Toli dan calon Wilayah Kembu, Kabupaten Tolikara, dimulai pada 13 hingga sampai dengan 18 Agustus 2025. Kunjungan ini merupakan agenda rutin tahunan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) GIDI, di mana Badan Pekerja Pusat (BPP) wajib hadir di wilayah-wilayah pelayanan untuk memperkuat jemaat dan hamba Tuhan.

Dalam pelayanan tersebut, Pdt. Usman Kobak menyampaikan rasa syukur atas penyertaan Tuhan yang memungkinkan BPP hadir melayani dua wilayah penting di Tolikara. Ia juga memberikan apresiasi besar kepada Pemerintah Kabupaten Tolikara khususnya Bupati Willem wandik,S.Sos yang telah memfasilitasi transportasi udara yaitu Pesawat perintis sehingga seluruh rangkaian pelayanan dapat berjalan lancar.

“Kami sampaikan terima kasih atas dukungan luar biasa dari Pemerintah Tolikara khususnya Bupati Willem wandik,S.Sos yang memfasilitasi penerbangan pesawat perintis dari Karubaga ke Mamit, Panaga, hingga Kanggime,” ungkapnya.

Menurut Pdt. Usman, ada tiga misi utama yang dijalankan dalam kunjungan ini, yakni:

1. Mensosialisasikan program-program strategis BPP kepada jemaat. 2. Memperkuat kapasitas hamba Tuhan di masing-masing jemaat. 3. Melaksanakan Kegiatan Kebangunan Rohani (KKR).

Hasilnya, pelayanan ini membuahkan panen jiwa yang besar.

 “Puji Tuhan, lebih dari 2.043 orang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kami melihat kebangkitan luar biasa, baik di kalangan orang tua, muda, maupun remaja,” tutur Pdt. Usman penuh sukacita.

Selain itu, tim pelayanan juga melakukan doa pelepasan bagi Jemaat  yang masih terikat dengan praktik-praktik kegelapan dan penyembahan roh. Ia menegaskan bahwa penyembahan terhadap roh-roh seperti kuguruwok, magagirak, serta kepercayaan pada jimat dan obat-obatan tradisional yang diselewengkan, merupakan bentuk penyembahan berhala yang membahayakan pertumbuhan iman jemaat.

“Gereja dan pemerintah harus berjalan bersama. Gereja menyebut jemaat, pemerintah menyebut masyarakat, tetapi sejatinya objeknya sama, yaitu manusia. Karena itu, kita perlu bekerja sama demi kebangkitan daerah ini,” tegasnya.

Dalam pesannya, Pdt. Usman mengingatkan agar api doa terus menyala dalam setiap rumah dan jemaat, sebab doa adalah benteng utama dalam melawan tipu daya Iblis. Ia menekankan pentingnya membangun persekutuan doa, iman yang kokoh, serta kesetiaan pada Injil Yesus Kristus.

Lebih jauh, Presiden GIDI juga mengajak para pendeta agar tidak hanya berkhotbah soal berkat materi, melainkan lebih menekankan pada berita keselamatan jiwa.

“Generasi muda harus digenggam erat. Jika kita tidak menjaga mereka hari ini, maka masa depan gereja akan suram,” ujarnya.

Ia kembali menegaskan bahwa jantung dari GIDI adalah penginjilan. “Penginjilan dan pemuridan adalah dua sisi dari satu mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Inilah nafas GIDI sejak awal,” jelasnya.

Dalam usia ke-70, GIDI tetap berkomitmen menjalankan amanat agung. Penginjilan lokal di Papua kini menjadi tanggung jawab wilayah, sementara BPP fokus pada misi lintas bangsa. Sejumlah hamba Tuhan asal GIDI telah diutus ke luar negeri, di antaranya Maxi Kobak ke Etiopia, Enis Kobak dan Onis Sobolim ke Uganda, Otina Gombo ke Kamerun, serta Misi Weya ke Fiji.

“Kita bersyukur bahwa Injil yang dulu diterima orang tua kita di tanah ini dengan tulus dan iman yang murni, kini telah tersebar ke seluruh Papua, Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara. Namun, setiap generasi baru yang lahir adalah suku baru yang perlu kita injili lagi. Karena itu, tugas penginjilan harus terus berjalan tanpa henti,” pungkas Pdt. Usman Kobak. (Diskominfo Tolikara)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *