Koperasi Kampung Merah Putih, Langkah Nyata Menuju Ekonomi Mandiri dari Kampung
Karubaga,Tolikara- 31 Juli 2025 – Masa kepemimpinan kami, saya Bupati Tolikara Willem Wandik,S.Sos bersama Wakil Bupati Tolikara Yotam Wonda,SH,M.Si tengah menyiapkan lompatan besar dalam penguatan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat Dani yang mendiami lembah, kaki gunung, aliran sungai, dan seluruh kawasan Tanah Injil di Tolikara Papua Pegunungan.
Langkah tersebut kami wujudkan melalui adopsi dan penyesuaian Program Nasional Koperasi Merah Putih ke dalam bentuk yang lebih kontekstual dan membumi, yaitu Koperasi Kampung Merah Putih, yang dirancang sesuai dengan budaya, tradisi, kondisi geografis, dan dinamika sosial masyarakat kampung di Tolikara.
Inovasi ini kami yakini sebagai titik balik sejarah (turning point) dalam pembangunan ekonomi berbasis kebutuhan riil masyarakat komunal. Selama ini, pembangunan ekonomi hanya sebatas stimulasi, di mana pemerintah berperan sebagai wasit, bukan pelaku langsung. Kini, dengan hadirnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 49/2025, kita memasuki era baru, di mana kampung menjadi ujung tombak ekonomi lokal.
Koperasi Kampung Merah Putih menjadi jawaban atas keresahan masyarakat yang selama ini kesulitan mengakses pembiayaan dari perbankan. Sistem konvensional terlalu jauh dari realitas kampung. Kesenjangan ekonomi antara kota dan desa pun semakin melebar. Kami tidak ingin praktik diskriminatif ini terus berlangsung.
Pemerintah Pusat di bawah Presiden Prabowo telah memberikan ruang fiskal yang besar untuk menggerakkan koperasi rakyat. Melalui PMK 49/2025, pemerintah daerah—termasuk kepala kampung—diberikan mandat menyediakan jaminan pembiayaan melalui DAU, DBH, dan Dana Desa. Inilah momentum yang tidak boleh kita sia-siakan.
Namun, penting kami tegaskan: dana ini bukan hibah, bukan uang gratis. Jika koperasi gagal bayar, maka keuangan daerah akan terkena imbasnya. Oleh karena itu, semua pihak harus mengelola koperasi dengan tanggung jawab penuh, transparan, dan profesional. Dana talangan yang disediakan negara bukan mainan, tetapi amanah yang harus dijaga bersama.
Untuk itu, kami telah menyiapkan sistem pengawasan dan pendampingan ketat melalui Dinas Koperasi, Dinas Keuangan, serta kerja sama strategis dengan Bank BPD Papua. Pelatihan teknis dan literasi keuangan akan menjadi prioritas utama agar masyarakat tidak hanya menerima dana, tapi mampu mengelolanya dengan benar dan berkelanjutan.
Ke depan, seluruh sistem koperasi akan diarahkan menuju digitalisasi agar proses berjalan lebih efisien dan transparan. Kami bermimpi, koperasi kampung dari Tolikara kelak bisa menembus pasar luar daerah, menjadi kebanggaan Papua Pegunungan.
Koperasi ini bukan sekadar program ekonomi, tetapi alat kemerdekaan ekonomi masyarakat kampung. Ini bukan tentang sekadar bantuan, tetapi tentang mengubah cara pandang masyarakat: bahwa mereka mampu, mereka bisa, dan mereka layak sukses. “Orang lain bisa, kita juga bisa.”
Koperasi Kampung Merah Putih adalah simbol harapan baru. Sebuah mesin kecil yang bisa menggerakkan perubahan besar di kampung-kampung Tolikara.
Saya mengajak seluruh tokoh agama, tokoh adat, kepala kampung, pemuda, perempuan, dan semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif membangun koperasi ini sebagai milik bersama. Jangan biarkan peluang emas ini berlalu begitu saja.

Mari kita tunjukkan bahwa kampung bukan objek belas kasihan, tapi subjek pembangunan yang tangguh dan mandiri.
Dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan dukungan semua pihak, Koperasi Kampung Merah Putih akan menjadi lambang kemandirian ekonomi dari jantung Papua Pegunungan.
“Koperasi Kuat – Kampung Mandiri – Tolikara Sejahtera”
Syalom, Wa Wa Wa Wa, Waniambe, Tabea, Horas, Ya’ahowu!
Willem Wandik, S.Sos
Bupati Tolikara 2025–2030
Sekretaris Badan Makan Bergizi APKASI 2025–2030








