Karubaga, Tolikara – Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tolikara terus mendorong semangat para penyuluh pertanian untuk mengembangkan potensi lokal, terutama komoditas kopi yang mulai menunjukkan hasil membanggakan. Salah satu kisah sukses datang dari Bendi Wenda, penyuluh Distrik Wenam, yang berhasil mengembangkan kebun kopi hingga menghasilkan cita rasa khas yang dikenal dengan sebutan “Kopi Toli Manis.”
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Tolikara, Timotius Kogoya, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen melanjutkan program visi-misi Bupati Willem Wandik, S.Sos., dan Wakil Bupati Yotam Wonda, S.H., M.Si.
“Kami ini anak negeri, maka kami sendiri yang harus membangun negeri. Ke depan, dukungan bibit kopi, pohon, dan sarana pertanian lain akan terus kami tingkatkan,” ujarnya.

Bendi Wenda sendiri mengaku awalnya hanya berstatus honorer sejak 2022, sebelum akhirnya diangkat menjadi penyuluh pertanian. Dengan dukungan bibit kopi, polibag, dan pembinaan dari dinas, ia berhasil menanam lebih dari 2.000 pohon kopi Arabika di atas lahan percontohan. Berkat ketekunan dan kreativitasnya, Bendi mampu mengolah biji kopi secara manual hingga menghasilkan kualitas yang diakui.
“Awalnya saya mencoba menggiling kopi dengan alat sederhana yang saya beli sendiri. Ternyata rasanya manis sekali, dan itu membuat saya yakin bahwa kopi Tolikara punya potensi besar,” tutur Bendi.
Kepala Bidang Perkebunan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, Baibu Kogoya, menambahkan bahwa kerja keras Bendi menjadi bukti nyata bahwa penyuluh bisa menjadi motor penggerak pertanian.
“Karena dedikasinya, Bendi kini resmi diangkat menjadi ASN. Kami akan mendukung dengan mesin pengupasan dan penggilingan agar Kopi Toli Manis bisa menembus pasar ekspor,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Datina Wenda, Kabid Prasarana Dinas Pertanian dan Perikanan. Menurutnya, keberhasilan Bendi harus menjadi teladan bagi penyuluh di distrik lain.
“Tanah Tolikara sangat subur. Kita bisa kembangkan kopi, buah merah, jeruk, nenas, wortel, dan berbagai tanaman lainnya. Bendi sudah membuktikan bahwa dengan kerja keras, hasilnya nyata,” ungkapnya.
Selain kopi, Dinas Pertanian dan Perikanan Tolikara juga menaruh perhatian pada sektor perikanan. Kabid Perikanan, Yonatan Yikwa, menyebutkan bahwa saat ini terdapat sekitar 400 kolam budidaya ikan yang tersebar di 46 distrik. Produksi tahunan diperkirakan mencapai 90–100 drum ikan, yang dinilai cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan.
“Geografis Tolikara memang menantang, tapi potensi perikanan kita luar biasa. Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, kami yakin sektor ini bisa menjadi penopang ekonomi kreatif masyarakat ke depan,” tandas Yonatan. (Diskomdigi Tolikara/DumaMunny)








