Festival Suku Lani Dipusatkan di Tolikara, Papua: Resmi Jadi Agenda Tahunan Nasional Umat GIDI

Budaya, Fokus268 Dilihat

Tolikara, WP— Kabupaten Tolikara akan menjadi pusat perayaan Festival Suku Lani mulai tahun 2026. Pemerintah daerah menetapkan kegiatan ini sebagai agenda tahunan yang digelar bertepatan dengan Tanggal Injil Masuk di wilayah Tolikara, sebuah momen bersejarah bagi masyarakat Suku Lani.

Tidak hanya sebagai ajang budaya, Tanggal Injil Masuk juga akan dideklarasikan sebagai hari libur nasional umat Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Kebijakan ini dimasukkan dalam visi-misi pembangunan Tolikara periode 2025–2030 dan diharapkan mampu memperkuat identitas budaya sekaligus meningkatkan pariwisata daerah.

Festival ini akan melibatkan perwakilan Suku Lani dari enam kabupaten: Tolikara (tuan rumah), Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Puncak Jaya, Puncak, dan Nduga.

Menurut Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Tolikara, Dr. Imanuel Gurik, SE, M.Ec.Dev yang juga pemerhati pembangunan Papua, langkah ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah untuk menjaga warisan budaya dan mengangkatnya ke panggung nasional.

“Festival ini bukan sekadar acara budaya, tetapi juga momentum sejarah yang mengingatkan kita akan masuknya Injil ke Tanah Papua, khususnya bagi masyarakat Suku Lani di Tolikara,” ujar Imanuel Gurik, kepada tim media via seluler (08/08).

Pemerintah daerah menargetkan festival ini menjadi magnet wisata baru yang mampu menggerakkan ekonomi lokal, mempererat hubungan antarwilayah, serta mempromosikan Papua sebagai daerah yang sehat, cerdas, dan produktif.

Festival Suku Lani akan dibuka dengan upacara pengibaran bendera festival, pembacaan sejarah masuknya Injil di Tolikara, dan deklarasi penetapan Tanggal Injil Masuk sebagai hari libur umat GIDI se-Indonesia.

Kemudian, parade budaya akan menampilkan busana adat dari enam kabupaten, pawai alat musik tradisional, dan tarian penyambutan. Berbagai lomba dan atraksi tradisional, seperti panahan, bakar batu massal, hingga seni ukir dan anyaman khas Lani, juga akan memeriahkan suasana.

Pentas musik dan tari daerah akan menggabungkan kolaborasi grup musik lokal, tarian perang, serta tarian persahabatan. Sementara itu, pameran ekonomi kreatif dan UMKM akan menghadirkan kerajinan tangan khas Lani, kuliner tradisional Papua, dan promosi pariwisata dari kabupaten peserta.

Festival akan ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada peserta terbaik dan doa syukur lintas wilayah GIDI.

Dengan penetapan ini, Tolikara tidak hanya memperkokoh posisinya sebagai pusat budaya Suku Lani, tetapi juga membuka peluang bagi dunia untuk lebih mengenal kekayaan tradisi, sejarah, dan semangat masyarakat pegunungan Papua. (Diskominfo Tolikara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *