Jakarta — Pemerintah Kabupaten Tolikara menunjukkan komitmen kuat dalam membangun sektor pendidikan dengan menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan dan Digitalisasi Pembelajaran Tahun Anggaran 2026 yang berlangsung di Tangerang, Banten, Kamis (13/11/2025).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Tolikara Willem Wandik, S.Sos, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Tolikara Oktovianus Yeimo, S.E., Kabid SMP Wainus Kogoya, S.E., dan Kabid SD Simson Wandik, S.Pd.
Rakor nasional yang mengusung tema “Sinergi Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” ini dihadiri para gubernur, bupati, dan wali kota dari seluruh Indonesia. Dalam kesempatan itu, Bupati Willem Wandik turut menandatangani berita acara pelaksanaan sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan revitalisasi pendidikan nasional.

“Inpres Nomor 7 Tahun 2025 adalah momentum emas bagi Tolikara untuk keluar dari ketertinggalan pendidikan. Dengan dukungan pemerintah pusat, kita akan mempercepat revitalisasi sekolah, memperkuat kualitas guru, membangun sekolah unggul, dan membuka akses digital bagi seluruh anak Tolikara tanpa terkecuali,” ujar Bupati Willem Wandik usai kegiatan.
Setelah kegiatan rakor, Bupati Willem Wandik bersama jajaran Dinas Pendidikan Tolikara menyampaikan sejumlah usulan strategis kepada pemerintah pusat agar revitalisasi pendidikan dapat menjangkau wilayah pegunungan Papua secara adil dan efektif.
Beberapa poin penting yang menjadi fokus antara lain:
- Infrastruktur Pendidikan Masih Terbatas
Banyak sekolah di Tolikara belum layak fungsi—atap rusak, ruang kelas terbatas, serta ketiadaan laboratorium. Dengan status daerah 3T dan akses transportasi udara yang terbatas, Bupati menekankan perlunya menjadikan Tolikara sebagai prioritas nasional dalam percepatan pembangunan pendidikan.
- Mekanisme Pembangunan Adaptif
Pemerintah daerah mengusulkan model cluster construction untuk efisiensi pembangunan beberapa sekolah sekaligus, serta penggunaan material lokal agar distribusi lebih mudah ke wilayah terpencil. Sinergi dengan lembaga adat dan gereja juga menjadi kunci untuk memperlancar pembangunan di atas lahan masyarakat.
- Standar Bangunan Sekolah Sesuai Topografi
Diperlukan desain bangunan sekolah yang menyesuaikan dengan kondisi tanah pegunungan dan kontur wilayah. Tolikara akan mengajukan rancangan bangunan tahan angin serta pondasi fleksibel untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan belajar.
- Pendirian SMA Unggul Garuda Tolikara
Bupati mengusulkan pendirian SMA Unggul Garuda Tolikara di Distrik Karubaga sebagai pusat pendidikan modern dan tempat pelatihan guru bagi wilayah pegunungan Papua.
- Digitalisasi Pembelajaran
Tantangan utama Tolikara adalah keterbatasan sinyal dan listrik. Pemerintah daerah mengusulkan penyediaan panel surya, pemanfaatan internet satelit (seperti Starlink), serta pelatihan guru berbasis TIK agar mampu mengimplementasikan pembelajaran digital.
Menurut Bupati, Tolikara siap dijadikan pilot project sekolah digital berbasis energi surya di kawasan pegunungan.

Kehadiran Bupati Willem Wandik dan jajaran Dinas Pendidikan Tolikara dalam rakor nasional ini menegaskan bahwa pembangunan pendidikan di wilayah pegunungan Papua harus dilihat sebagai bagian integral dari agenda nasional.
“Kami ingin Tolikara menjadi contoh nyata bagaimana daerah 3T dapat maju bila diberi ruang, perhatian, dan dukungan konkret,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Tolikara, Oktovianus Yeimo.
Acara ini diakhiri dengan ajakan kebersamaan lintas daerah untuk membangun sistem pendidikan Indonesia yang inklusif dan berkualitas, dengan semangat persaudaraan yang hangat.(Diskomdigi Tolikara)








