Tolikara – Pemerintah Kabupaten Tolikara di bawah kepemimpinan Bupati Willem Wandik, S.Sos., dan Wakil Bupati Yotam Wonda, S.H., M.Si., kembali menorehkan langkah besar melalui peluncuran Program Unggulan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) — sebuah gerakan nyata untuk membangun generasi emas Tolikara yang sehat, cerdas, dan berdaya saing sejak dini.
Program strategis ini berfokus pada peningkatan gizi ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak usia dini (TK-PAUD dan SD bahkan SMP) dengan pemberian asupan makanan bergizi seimbang yang berbasis pangan lokal.

Peluncuran resmi program 1000 HPK digelar meriah dan penuh makna di Distrik Lianogoma, Konda, Numba, dan Kai, dihadiri langsung oleh Bupati Willem Wandik bersama Ketua DPRK Tolikara Meinus Y. Wenda, S.IP, Kapolres Tolikara Kompol Roberth Hitipeuw, S.H., M.H., Ketua TP-PKK Ny. Elisabet Y. Flassy Wandik, Sekda Tolikara Dr. Yosua Noak Douw, S.Sos., M.A., serta pimpinan OPD dan Forkopimda.
Ratusan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak TK, PAUD, SD hingga SMP turut menerima makanan bergizi dalam momentum peluncuran tersebut. Tak hanya sekadar program kesehatan, 1000 HPK juga menjadi gerakan ekonomi kerakyatan karena memanfaatkan bahan pangan lokal hasil produksi masyarakat Tolikara.

Menurut Bupati Willem Wandik, penyediaan bahan makanan dalam program ini mengutamakan hasil bumi lokal seperti sayur-mayur, umbi-umbian, serta buah-buahan yang ditanam oleh warga.
“Kami ingin masyarakat Tolikara lebih kreatif mengembangkan potensi pangan lokal. Dengan begitu, selain meningkatkan gizi keluarga, juga ada perputaran uang di kampung-kampung dan pasar-pasar lokal,” ujar Bupati Wandik.
Langkah ini sekaligus mendorong ketahanan pangan berbasis kearifan lokal agar masyarakat tidak bergantung sepenuhnya pada pasokan dari luar daerah.

Untuk memastikan pelayanan gizi merata, Pemkab Tolikara menetapkan beberapa titik pusat pembangunan wilayah, yaitu:
Wilayah I di Karubaga (pusat ibukota kabupaten Tolikara),Wilayah II di Kanggime,Wilayah III di Bokondini,Wilayah IV di Mamit,Wilayah V di Wari
Di setiap titik tersebut akan dibangun dapur umum gizi terpadu, tempat pengolahan dan distribusi makanan bergizi bagi ibu hamil, menyusui, serta anak-anak sekolah. Pelayanan dapur umum ini direncanakan berjalan setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu bagi anak – anak TK-PAUD dan SMP tetapi bagi ibu hamil dan menyusui sampai hari sabtu kecuali hari minggu diberikan bekal pada hari sabtu karena hari minggu semua pada ibadah di gereja karena mayoritas masyarakat Tolikara beragama nasrani.
Ketua TP-PKK Tolikara, Ny. Elisabet Y. Flassy Wandik, menegaskan bahwa program ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor dalam menekan angka stunting dan gizi buruk di Tolikara.

“Program ini digerakkan oleh TP-PKK bersama Dinas Kesehatan. Kami libatkan juga GOW dan Dharma Wanita agar pembagian tugas lebih efektif. Semua ibu-ibu PKK kini menjadi pelayan gizi bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahan makanan utama yang digunakan sebagian besar berasal dari pangan lokal Tolikara, sementara kebutuhan tambahan seperti beras, minyak, garam, dan telur didatangkan dari luar daerah.
“Kalau ada masyarakat yang punya usaha perikanan atau ternak ayam, kami himbau untuk menjual hasilnya kepada dapur umum gizi agar bisa diolah menjadi makanan sehat bagi ibu dan anak,” tambah Elisabet Wandik.
Dokter Sarpa, tim gizi Dinas Kesehatan Tolikara, menjelaskan pentingnya fase 1000 Hari Pertama Kehidupan bagi tumbuh kembang anak.
“Sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun adalah masa emas pertumbuhan otak. Jika gizinya cukup, anak akan tumbuh menjadi generasi cerdas, sehat, dan produktif,” jelasnya.
Ia menilai menu makanan yang disiapkan tim PKK sudah sangat lengkap, terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, serta tambahan susu bagi ibu dan anak.

Sekda Tolikara, Dr. Yosua Noak Douw, menyampaikan apresiasi atas kerja keras TP-PKK dalam menyiapkan menu bergizi yang lezat dan seimbang.
“Kami semua sudah mencicipi langsung di dapur umum, rasanya enak dan kandungan gizinya lengkap. Ini contoh nyata bagaimana program bisa berjalan efektif jika dikelola dengan cinta dan kepedulian,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPRK Tolikara Meinus Y. Wenda, S.IP., yang menegaskan komitmen DPRK dalam mengawal keberlanjutan program 1000 HPK agar menjangkau seluruh wilayah Tolikara.
“Kami melihat manfaat ganda: anak-anak dan ibu mendapat gizi baik, sementara petani lokal memperoleh pendapatan dari hasil panen yang dibeli oleh tim gizi. Ini contoh pembangunan yang menyentuh langsung rakyat,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Tolikara, Elius Enembe, S.K.M., memastikan program 1000 HPK akan berjalan di seluruh distrik secara bertahap dengan pengawasan masyarakat, tenaga kesehatan, guru, kepala suku, serta anggota DPRK Tolikara.

“Program ini adalah warisan pembangunan manusia yang berkelanjutan. Bupati dan Wakil Bupati berkomitmen menjadikan 1000 HPK sebagai tonggak lahirnya generasi emas Tolikara yang sehat dan unggul,” tandasnya.
Melalui program 1000 HPK, Bupati Willem Wandik menegaskan bahwa pembangunan manusia adalah investasi jangka panjang yang paling berharga. Dengan gizi yang baik sejak dini, anak-anak Tolikara akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, dan siap memimpin masa depan Tolikara pada khususnya dan Papua Pegunungan bahkan Indonesia pada umumnya. (Diskomdigi Tolikara)*








